5.6.14

Makassar, South Sulawesi: A Short Break

Kalo bukan karena ada reminder tagihan kartu kredit dari Picasa untuk storage foto di blog ini mungkin saya gak akan nulis lagi hahaha. Sayang dong, tiap bulan bayar tapi gak dipake fasilitasnya. Tepat setahun yang lalu materi post ini terjadi, haha gila kan nunda nulisnya lama banget? Iya, jadi tahun lalu adalah pengalaman pertama saya menghadiri pernikahan di luar Pulau Jawa. Anything for Iru and Iqbal ;-) Makassar adalah ibukota Sulawesi Selatan yang dari tahun 1971 sampe 1999 dikenal dengan nama Ujung Pandang, lalu setelah itu berganti nama kembali menjadi Makassar. Cerita sedikit tentang Pulau Sulawesi. Sulawesi terdiri dari dua kata Sula (pulau) dan Wesi (besi), pulau ini secara literal memang terkenal sebagai pulau penghasil nikel-besi, tembaga dan emas. Gak heran banyak ekspat dan engineer berdomisili di sini. Populasi secara keseluruhan hampir 17,5 juta penduduk dan memiliki 40 bahasa. Buset, dari satu pulau aja Indonesia emang udah sangat overwhelming haha. Di Makassar itu sendiri, penduduknya lebih dari 2 juta orang. Yang unik dari orang-orang Makassar adalah konon kabarnya mereka itu komunitas okots kedua terbesar di dunia setelah Vietnam. Okots itu apa? Penjelasan singkatnya sih sebutan untuk orang-orang yang nyebut huruf 'n' menjadi 'ng' dan sebaliknya. Contohnya: 'Makan ikan bakar' jadi 'makang ikang bakar' atau 'cicak-cicak di dinding' jadi 'cicak-cicak di dindin' hahaha. Dulu ayah saya sering banget sok-sokan ngobrol dengan logat ini ketika beliau masih sering traveling ke Indonesia bagian timur karena pekerjaannya. Dan mayoritas orang Makassar adalah bersuku Bugis.

Bersama beberapa temen kantor terbang dengan Air Asia, pertama mendarat di Makassar, saya terbengong-bengong dengan bagusnya bandara Sultan Hasanuddin! Mirip bandara di Hong Kong (beneran Hong Kong, bukan bandara dari 'Hong Kong')! Menyenangkan sekali ternyata bandara-bandara di luar Pulau Jawa itu bagus-bagus.




Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar


Total perjalanan waktu itu di Makassar cuma 4 hari aja, karena niat utamanya memang untuk dateng ke pernikahan. Ngerasa gak punya cukup waktu untuk lanjut ke Tana Toraja, seperti kebanyakan orang yang berkunjung ke tanah Sulawesi Selatan, jalan-jalan saya cuma berpusat di tengah kota dan pulau Samalona (akan ditulis di post selanjutnya, bagaimana saya bisa ilang di laut haha) yang berjarak cuma setengah jam dengan menggunakan speed boat dari kota Makassar. Tempat saya stay selama 4 hari 3 malam selama di sana bernama Makassar Guesthouse di Jl. Hertasning, daerah Panakukang. Harga terjangkau dan bisa dicek di Agoda, tiap Jumat ada insider deal, jangan lupa dimanfaatin! Ha! Berikut ini summary apa aja yang terjadi dan tempat mana aja yang bisa dikunjungin di kota Makassar:


Iru - Iqbal Bugis Wedding
Iru ini mantan copywriter di kantor saya dulu, asli Makassar, pernah jadi gaijin di Jepang waktu masa kecilnya hehe, punya keponakan fenomenal bernama Zara dan duduk sebelahan dengan saya. Iru adalah orang dengan range musik terluas dan selera humor teraneh yang pernah saya kenal haha, lovely Iru is one of my biggest influence. Selama menyiapkan pernikahannya, bahkan dari proses jatuh cintanya :-p, yang saya liat itu Iru sangat santai dan kurang stres, beda dari pasangan-pasangan lain yang saya kenal pas proses persiapan nikah semua serba dibikin ribet haha. Gak taulah drama di dalemnya gimana, tapi itu yang saya perhatiin dari seorang Iru. That's why I adore her, that's why I flew to her wedding.

Iru - Vieta waktu masih di Satucitra

Bertemulah Iru dengan Iqbal, pemuda perkasa asli Solo. Teori asal saya mereka bisa jatuh cinta mungkin karena kecocokan lidah. Eits apa ini?? Hahaha soalnya sebagai seorang Makassar, aneh banget Iru gak suka makan makanan pedes. Cocok banget kan sama orang Solo! Yakk begitulah, gak pake proses panjang-panjang pacaran, mereka jatuh cinta lalu menikah. Dan pernikahan dengan adat Bugisnya itu cantik sekali!! Warna terang benderang, keluarga dan tamu datang dengan baju Bodo yang sampe sekarang masih jadi baju adat terfavorit saya.


Singgasana pengantin
Baju Bodo pink yang saya taksir :-p
Upacara adat penyambutan pengantin
Till death do your guys part, Iru - Iqbal!

Pantai Losari
Kayaknya belom ke Makassar kalo belom ke pantai ini deh. Pantai Losari ini unik karena lokasinya yang bener-bener di pusat kota. Bahkan pantai buatan kayak Ancol aja butuh effort naik busway berkali-kali buat sampe ke sana. Dan pantai ini juga jadi dermaga buat yang mau nyebrang ke Pulau Samalona atau pulau sekitar lainnya. Di sekitaran pantai terdapat pusat jajanan kota Makassar dan hebat gak ada pedagang kaki lima! Bersih, cocok buat nongkrong, dan merupakan titik yang sama buat nikmatin sunrise atau sunset.


Pantai Losari di malam hari
Suasana sekitaran
Kalo siang-siang iseng bisa naik bebek-bebekan

Fort Rotterdam dan Museum La Galigo
Terletak gak jauh dari Pantai Losari, terdapat sebuah benteng yang dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-10 bernama Tunipallangga Ulaweng tapi kemudian jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1667 dan berubah nama menjadi Fort Rotterdam. Di benteng ini pula Pangeran Diponegoro pernah ditempatkan ketika beliau dibuang oleh Belanda dari tanah Jawa ke Manado. Benteng ini sangat bergaya kolonial dan di dalam kompleknya terdapat sebuah museum bernama La Galigo yang menyimpan sejarah mengenai kota Makassar.


Fort Rotterdam
Keseluruhan bangunan benteng
Penjara bawah tanah
Isi Museum La Galigo
Aksara Bugis
Salah satu lukisan yang ada di museum,
bercerita tentang nenek moyang orang Indonesia
Isi visual journal saya

Trans Studio Mall Makassar
Hahahaha penting gak penting sih buat ke sini. Indoor themepark ini ada 2 di Indonesia, Makassar dan Bandung, dan terbesar di Asia Tenggara. Yang di Bandung padahal lokasinya berjarak kurang dari 2km dari rumah saya, tapi saya malah belom pernah ke sana, hahaha ironis. Oke, jadi intinya, berkunjung dan bermainlah ke mall ini kalo kamu: 1. Bersama anak kecil, 2. Kalo bener-bener udah gak tau lagi mau ngapain di Makassar karena waktu kunjungan yang mepet. Yang jelas htm Trans Studio Themepark yang di sini lebih murah 25ribu daripada yang di Bandung. Untuk wahananya yaaa gak mengecewakan kok, terutama yang di wilayah Science Center.







Pilon lagi jadi kelinci percobaan ulang alik


Nooomms till you drop!
Traveling silahkan boleh pergi kemana-mana tapi ugh gak ada yang lebih nikmat daripada makanan Indonesia. Makassar ini salah satu surganya makanan enak, 4/5 stars kalo menurut Roeper & Ebert mah. Walo belom sempet semuanya dicobain dan minimnya dokumentasi foto karena aktivitas makan yang terlalu dinikmati hahaha, ini tempat kuliner yang saya rekomendasiin buat dikunjungin di kota Makassar:

1. Warung Seafood Lae-Lae
Lokasinya terletak setelah gapura Pusat Jajanan Makassar di Pantai Losari. Selain strategis, pengalaman waktu itu, total biaya yang dibayar dari pesanan segunung seafood mulai dari aneka ikan bakar, udang, cumi, dsb oleh 10 orang gragas cuma bertotal 400ribu. What?? 


Emang gak ngedokumentasiin bukti kongkrit betapa saya dan temen-temen sangat menikmati pesta seafood di Lae-Lae, selain Yoga yang waktu itu masih jomblo yang pingin ngawinin ikan. "Daripada gak ada sama sekali..." gitu katanya.
2. Sup Konro Losari
Pardon me, I forgot exact name of that place. Tapi letaknya sebelahan persis dari Lae-Lae. Walo rekomendasi orang lain bilang kalo Konro paling enak terletak di deket Lapangan Karebosi, tapi yang inipun tetep worth to try kok. Selain Konro, restoran ini juga nyedian Pallu Basa dan Coto Makassar yang juga wajib buat dicobain.


Iga-iga gemuk
3. Cafe Mama
Dari Losari, kalo masih pingin nongkrong dan ngemil-ngemil lucu, ada sebuah tempat yang berbentuk seperti bangunan Belanda gak jauh dari Fort Rotterdam. Naiklah betor (becak motor) menuju ke Jl. Serui no. 19. Di sanalah lokasi Cafe Mama yang nyediain aneka cemilan khas Makassar berada dengan menu paling terkenal Es Pisang Ijo.


Es Pisang Ijo
Kopi Toraja dan biskuit jahe

4. Numero Uno
Jangan putus asa karena susah buat nyari bir dingin di minimarket kota Makassar hehe (iya loh emang beneran gak dijual di sembarang tempat), ada sebuah bar cukup hip di kalangan anak muda yang letak jalannya bersebelahan dengan Pusat Jajanan Makassar. Masih di kawasan Losari juga bernama Numero Uno, yang dari namanya aja udah kedengeran jelas ownernya orang Italia. Di sinilah saya dan temen-temen mengakhiri malam di kota Makassar.

Please don't mind jari si mas yang motret
5. Bacang Lampobattang
Buat yang gak mau ngasih oleh-oleh mainstream khas Makassar seperti Kacang Disko, kopi atau otak-otak dan buat yang gak bermasalah dengan label halal/haram, silahkan mengunjungi kios kecil di kawasan Chinatown deket Lapangan Karebosi. Kalo udah nemuin Jl. Lampobattang, tanyalah warga sekitar di mana kios bacang paling terkenal di sana, pasti mereka cuma merujuk ke satu tempat ini. Selain bacang, siomay dan bakpaonya juga bisa jadi buah tangan. Tapi inget, karena ini makanan basah, masa kadaluarsanya cuma 3 hari dari saat pembelian. Selamat menikmati!


Cukup menyenangkan waktu kunjungan pertama saya di Pulau Sulawesi, mungkin next time waktunya harus jauh lebih lama mengingat terlalu banyak pulau dan nature places yang belum sempet dikunjungin. Next post, masih bercerita tentang Sulawesi Selatan dan pengalaman hilang di laut yang masih jadi pengalaman 'shit happen while diving' saya yang paling nyeremin sejauh ini. See ya!

1 comment:

  1. duuh, pengen ke makassar lagi XD seafoodnya enak n murah banget disana~ terus masih ada beberapa destinasi yang kelewat kemaren :|

    ReplyDelete